Sabtu, 15 Oktober 2011

"I know..."

Aku tahu kau bukan cowok yang romantis yang dapat melukis seperti Jack Dawson dalam Titanic, maka itu aku tidak pernah minta kau melukis wajah ku dengan indah, paling tidak saat aku memintamu menggambar wajahku , gambarlah, meskipun hasil akhirnya akan seperti Jayko adik perempuan Giant dalam film Doraemon, tapi aku tahu, kau telah berusaha.

Aku sebenarnya tau bahwa kau bukan peramal seperti Dedi Corbuzier yang dapat menebak isi pikiranku atau apa yang aku inginkan saat aku hanya terdiam dan memasang wajah bosan, tapi saat itu aku hanya ingin tau, sesabar apakah engkau menghadapiku jika aku sedang sangat menyebalkan seperti itu, aku tidak memintamu mampu menebak keinginanku, setidaknya bersabarlah padaku dengan terus bertanya “tu baa ndak e di icha kini?”

Aku sebenarnya tau bahwa engkau bukanlah penyair sekaliber Kahlil Gibran atau yang mampu menceritakan kisah romantis seperti Shakespear, maka itu aku pun tidak memintamu mengirimi kami puisi cinta berisi kalimat angan-angan nan indah setiap hari atau setiap minggu, tapi setidaknya mengertilah bahwa setelah menonton film korea yang amat romantis itu, kami sangat berandai-andai kekasihku dapat melakukan yang sama, meskipun isi puisi tersebut tidak sebagus kahlil Gibran, aku akan sangat senang –sungguh- jika kalian mengirimkannya dengan tulus dan niat. (bahkan meskipun ujungnya terdapat “hehe, aneh ya?”, aku akan benar-benar melayang, lelakiku)

Aku sebenarnya tau bahwa engkau tidaklah setampan Daniel Radcliffe, tapi tolong mengertilah itu sama sekali bukan masalah bagiku, saat aku memuja-muja pemuda seperti itu, itulah pujian dan pujaan, tapi hatiku sungguhnya telah terikat olehmu, lelakiku. Mungkin saat itu aku hanya ingin tau apa pendapatmu jika aku jatuh cinta pada orang lain, semacam mengukur tingkat kecemburuanmu.

Aku sebenarnya tau bahwa engkau tidaklah semenakjubkan John Nash atau sebrillian Isaac Newton, namun aku sebenarnya sangat menghargai bantuan kecil darimu meskipun hanya membantu mencarikan artikel dari internet, aku ingin menunjukkan padamu bahwa engkau lebih aku percayakan daripada Newton atau Galileo.

Aku sebenarnya tau bahwa engkau tidaklah segagah Achilles pada film Troy, maka itu aku tidak pernah memintamu mengikuti program peng six-pack an tubuh atau kontes L-men. Namun dengan engkau berhenti dan tidak pernah merokok, aku sangat akan memilihmu dari Achilles manapun. Menyuruh kalian berhenti merokok adalah untuk meyakinkan diriku bahwa engkau lebih gagah dari Achilles (karena tentu engkau akan kalah beradu pedang dengan Achilles bukan?).

Aku sebenarnya tau bahwa engkau bukan Pangeran dengan kuda putih yang akan melawan naga demi aku, karena aku pun bukan putri tidurnya, dan maka dari itu aku tidak pernah memintamu melawan preman pasar yang pernah menggodaku waktu lalu, tapi setidaknya, mengertilah tanpa aku harus meminta, saat hujan lebat datang dan dikostku sedang mati lampu, aku hanya dapat mengandalkanmu, maka itu temani aku walau hanya dengan sms dan telepon, karena menurutku, berbincang denganmu adalah melegakan.

Aku sebenarnya tau bahwa engkau bukanlah bayi yang harus diingatkan hal ini dan itu setiap waktunya, tapi mengertilah bahwa aku sangat merisaukanmu, kenapa aku mengingatkanmu makan atau sembahyang, itu karena tepat saat itu, aku baru saja hendak makan atau sembahyang, maka itu saat engkau bertanya kembali atau mengingatkan kembali, aku akan jawab “iyo, sabanta lae yo cuuq”

Aku tau kalian bukanlah Romi Rafael yang pandai menyulap saputangan menjadi bunga, maka itu aku tidak pernah meminta hal hal semacam itu, namun mengertilah bahwa melihat bunga rose di pinggiran jalan itu menggoda hatiku, bahkan meski aku tidak suka bunga, pemberianmu akan menjadi hal yang ku sukai, karena aku sebenarnya hanya sangat ingin menyimpanmu saat itu, setelah malam engkau mengantarku pulang, namun aku tahu kita harus berpisah saat itu.

Aku tau engkau bukanlah Mr. Bean yang dapat membuat aku tertawa terbahak saat sedang bosan, maka itu jangan coba-coba menjadi juru selamat untuk mencoba membuatku tertawa saat itu, karena aku tau engkau tidak mampu sekocak Mr. Bean dan malah hanya akan memperkeruh suasana, yang ku inginkan saat itu hanyalah memastikanmu ada disampingku saat masa-masa sulit meski hanya dengan senyuman menenangkan.

Aku juga tau engkau bukanlah pemuda seperti Edward Cullen yang akan segera datang dengan Volvo saat aku diganggu oleh preman jalanan, namun setidaknya, pastikan aku aman bersamamu saat itu dengan tidak membawaku pulang terlalu larut dan mengantarkanku sampai depan pintu kostku. Aku tau engkau tidak akan bisa seperti mamaku yang dapat menghentikan tangisanku, namun tolong mengerti, saat ku menangis dihadapanmu, aku bukan sedang ingin dihentikan tangisannya, justru aku sangat ingin engkau dihadapanku menampung berapa banyak air mata yang ku punya, atau sekedar melihat apa reaksi engkau melihatku yang –menurutku- akan terlihat jelek saat menangis

Aku tau juga sebenarnya, bahwa engkau tidak akan punya jawaban yang benar atas pertanyaan, “cha kuruih kini yo?”, aku sungguh tau, tapi saat itu aku hanya ingin tau, apa pendapatmu tentang aku yang pagi tadi baru bercermin dan sedang merasa tidak seberisi Dian Sastro.

Aku tau, engkau adalah makhluk bodoh yang tidak peka dan terlalu lugu untuk percaya pada setiap hal yang ku katakan, tapi mengertilah bahwa saat engkau bertanya “lai aman2 c nyo kan?” dan aku jawab “lai, cha elok2 c nyo” itu adalah bahasaku untuk menyatakan keadaanku yang sedang tidak baik namun aku masih menganggapmu adalah malaikat penyelamat yang mampu mengatasi ketidak-baik-baikan ku saat itu tanpa aku beritau, (tentu mestinya engkau sadari jika aku memang benar sedang baik-baik saja aku akan menambahkan perkataan seperti “iyo, cha elok2 c nyo, malah tadi cha di kampus sobok jo dosen nan itu ha….*bla.bla.bla”)

Iya, aku sepertinya tau apa yang engkau pikirkan tentang ku yang begitu merepotkan. Tapi begitulah aku, akan selalu merepotkanmu. Hal ini bukan sesuatu yang aku banggakan, namun inilah bahasaku untuk mempercayakan hati ku padamu, jika engkau bukanlah pemuda yang aku percayakan dan aku butuhkan, tentu saja yang aku repotkan dan persulitkan bukan engkau. Aku makhluk yang amat perasa dan gampang merasa “tidak enak”. Aku enggan merepotkan “orang lain”.

Jika aku merepotkan dan menyusahkan, berarti aku menganggapmu bukanlah orang lain.

Aku tidak senang bermain-main. Maka tolong jaga hati yang ku percayakan ini. Aku mungkin mudah berbesar hati atau “geer”, tapi sekali ku menaruh hatiku pada satu pemuda, butuh waktu yang lebih lama dari menemukan lampu bohlam untuk menghilangkannya (bukan melupakan).

Aku akan sulit menerima hati baru setelah itu, karena aku harus membiasakan diri lagi. Padahal aku sudah terbiasa denganmu, terbiasa melakukan semuanya denganmu. Maka tolong, mengertilah. Karena aku sungguh sangat tau sebenarnya engkau, lelakiku, dapat mengatasi semua tingkah ku yang merepotkan ini.

Dari hati yang terdalam, aku tahu, aku cinta engkau...,lelakiku.


 ^^

1 komentar: