Selasa, 07 Januari 2014

My dearest

Entah apa yang saya pikirkan malam ini, yang pasti saya hanya ingin menulis, sepertinya sebuah lirik lagu telah menginspirasi saya untuk menulis tulisan ini untuk kalian

"As we go on, we remember, all the times we had together, and as our lives change come whatever, we will still be, friends forever"

Yaap, itu adalah lirik chorus " Graduation" Vitamin C

Jika kita pikir-pikir, ternyata setiap masa meninggalkan kesan, setiap populasi baru menciptakan orang-orang tersayang baru.

SMPN 1 Pariaman, sebuah populasi yang mempertemukan saya dengan makhluk-makhluk tersayang berikut, Sisru, Febi, Irat and Desy. Sisru..., beliau adalah Harry Potter mania yang selalu siap sedia berburu "kacimuih" dan bakso bang Ed dengan saya. Febi, cewek yang saya rasa cukup dewasa dan saya segani, jauh sekali dengan kami (saya dan sisru) yang sangat kekanak-kanakan), lalu kemudian Irat, teman pertama yang tahu kalau saya jatuh cinta dengan seseorang di kelas kami, hahaha, dan terakhir adalah Desy, fans sheila on 7  sejati yang sekarang sudah mengakhiri masa lajangnya dengan pria yang sudah dipacarinya sejak SMA (ah, langgeng sekali).

Beranjak ke SMAN 1 Pariaman. Beberapa makhluk cantik berikut adalah orang-orang yang bergelantungan di ingatan saya jika saya teringat akan masa-masa SMA. Anita, wanita pintar dan selalu membuat saya envy ini adalah orang yang paling asik diajak ngobrol, tentang apa saja, mulai dari pelajaran, cowok milik bersama, drama korea, dan beliau adalah satu-satunya orang yang tahu bahwa seorang laki-laki pernah membawakan setangkai mawar merah di tasnya (hasil curian rumah tetangga) untuk saya, ah sok sweet sekali valentine waktu itu. Yang kedua adalah Revi, sijutek yang pada dasarnya baik. Yang ketiga adalah Kak Sri, cewek yang selalu bercerita punya affair dengan banyak cowok ini sepertinya sampai saat sekarang masih dalam perburuan mencari sosok pria pendamping hidupnya, ah bu Dosen, aku kangen. Dan yang ke Empat adalah Nora, apa sih yang tidak saya bagi dengan wanita satu ini, enak diajak cerita apa aja, dan yang pasti, dia adalah orang-orang out of the box yang menemani jalan saya hingga sampai di USU dan beliau terdampar di UI. Semangat kita itu ya..., sampai akhir.

Tiga tahun di SMAN 1 Pariaman, hasil bimbel yang tak benar, membuat saya terdampar di UNP, agak tidak rela tentunya, dan saya bertahan satu tahun disini dan menemukan wanita-wanita luar biasa ini, Monica, Elsa dan Ayi. Monica adalah sosok wanita yang saya akui, membawa saya menjadi makhluk seperti sekarang, yang bisa merangkai kata dengan benar, berbicara dengan srtuktur kalimat yang bagus, dan tidak hanya cengengesan. Monic adalah seorang yang sangat bersemangat untuk apapun yang ditujunya, dan tahukah kalian, sekarang nama beliau sudah ada M.Pd dibelakangnya ( benar gag ya gelarnya?). Lalu beralih pada Elsa, meski kami selalu dirumitkan dengan kisah cintanya, elsa adalah wanita yang tangguh, berjuang untuk keluarganya dan dirinya, begitu dewasa. Dan terakhir adalah Ayi, wanita berbadan besar ini, siapa yang menyangka kalau beliau manja?, namun penyayang, sangat penyayang, seretak-retak apapun persahabatan kami, saya tahu, kami tetap adalah puzzle-puzzle kehidupan penuh cerita yang akan beliau kenang seumur hidupnya.

Dan seperti engkau tahu, tak ada yang tak mungkin, saya dengan beban semester yang cukup tinggi, masih menyempatkan belajar untuk SPMB dan semua jerih payah itu mengantarkan saya menjadi seorang mahasiswa ditanah batak, USU. Tanah batak yang begitu keras, tetap saja memberikan putri-putri terbaiknya untuk mengisi kanvas kosong hidup saya. Dibandingkan dengan semua populasi yang saya punya, disini saya menemukan lebih. lapharms, enam farmasi, ada Iedha, Yuyun, Ecy, Damai, Meiva dan Ade. Mereka luar biasa, sangat luar biasa, dengan orang-orang ini saya menemukan persahabatan tak berbatas apapun, apakah itu kepintaran, harta, strata. Kami bukan makhluk-makhluk yang berasal dari latar belakang keluarga yang sama, namun semua keberagaman ini telah menyatukan kami. Iedha, saya berterima kasih dipertemukan Tuhan dengannya, kepribadiannya, rasa pedulinya, meski agak sedikit manja dan gila diskon, yang pasti dia ada untuk saya, untuk kami, sang ibu negara yang memiliki ATM berjalan. Yuyun, makhluk yang mengajarkan saya untuk tetap bersyukur disetiap keadaan, apapun itu beliau selalu tersenyum, dikamar kecil itu, satu kalinya saya menginap disana, yang ada saya hanya menangis teringat ketegarannya, jauh, jauh dibalik tangisan untuk seorang laki-laki yang meninggalkan saya pergi karena jodoh yang disiapkan orang tuanya untuknya. Nensi, beliau adalah gadis dewasa, saya masih ingat kerasnya hidup pernah membuat kita menangis bersama. Damai, meski selalu pamer gusi, terakhir saya temui, dia sudah lebih dewasa. Dengan uda barunya, dia melihatkan kepada saya, kalau dia adalah wanita. Lalu kemudian Meiva, dari semua kami, beliau adalah yang tertomboy, tapi apakah ada yang pernah menyangka, hatinya lembut sekali, disaat kau genting, berbicara dan memohon bantuanlah kepadanya, dan jika itu memungkinkan, dia akan membantumu, sebisa yang dia bisa. Dan terakhir adalah Ade, anak batak yang baru saja mengakhiri masa lajangnya, ada terlalu banyak hal bodoh yang pernah saya tertawakan bersamanya, dan tentu saja, dengan sanggulnya :p.

Ternyata cerita ini panjang juga ya teman, tapi tunggu, masih ada populasi terakhir yang belum saya sebutkan makhluk-makhluk luar biasanya, ITB, disini saya menemukan makhluk-makhluk luar biasa yang mengisi hari-hari saya, mereka adalah Nanang, Nurul, Uthe, Irene, Gita, Kiky, Yulia dan Diah. Nanang, sepenggal rahasia besarnya mungkin ada ditangan saya, dan tentu saja saya tidak berniat untuk membocorkan, karena, ya dia adalah sahabat, dia adalah satu-satunya cewek yang pernah menghabiskan salah satu malam pergantian tahun bersama saya, dan beliau, sejenis yang selalu available, meski akhir-akhir ini mulai tidak. Nurul, cewek padang yang selalu menemukan topik hangat untuk ditertawakan disaat bersama saya. Tapi ketahuilah, dibalik itu dia rapuh, serapuh dia pernah meneteskan air matanya disalah satu hari ulang tahun saya karena perbuatan cowok gag penting yang pernah singgah dihidupnya. Uthe, gadis batak yang siapa yang menyangka, dibalik logat bataknya yang keras, tersimpan kepedulian yang begitu besar, pinggang saya dan sekelumit ceritanya apalah artinya tanpa mba saya yang satu ini. Terima kasih, terima kasih untuk semuanya mba. Irene, hampir tidak ada cerita sedih dengan teman saya yang satu ini, tapi yang pasti tanpa beliau, apalah artinya ganesa. Lalu kemudian teh Gita, cewek yang benar-benar sekuat tenaga ikut berjuang membantu saya berdiri disaat pinggang saya sukses membuat tubuh saya seperti papan, dan lucunya, beliau lupa bahwa orang yang dibantunya berdiri, well, lebih besar darinya, eh setidaknya lebih berat, anyway, thanks teteh, hahaha. Lalu kemudian Kiky, dibalik kefatamorganaannya menemukan Kyuhyun Suju di tiap mimpinya, beliau adalah cewe kuat, berotot kekar dan baik, sangat baik sekali. Dibalik kecuek annya dengan kata " mo laa", sesungguhnya dia peduli. Dan kemudian Yulia, cewe kemayu yang satu ini, yang begitu sayang akan pacarnya, terus terang saya iri dengan sikap perhatiannya akan pacarnya, karena sesungguhnya, saya tipe cewek yang kurang peduli, ah..., sepertinya ini harus diubah. Dan terakhir adalah Diah, pencinta drama korea sejati yang siap disadap CD burningan downloadnya, ah..., kapan kita akan berbagi lagi.

Begitu banyak wanita, begitu banyak cinta bukan?, yaa, meski kalian jauh disana, atau mungkin dekat disini, tapi ketahuilah, kalian adalah orang-orang istimewa yang pernah mengisi puzzle hidup saya, menjadikan saya pribadi yang seperti sekarang.

Dan ini hanyalah cerita, cerita penggalan-penggalan penting tentang kalian yang berhasil saya ingat dan saya tuliskan. Semoga bisa untuk dikenang. 

Akhir kata, semoga sepenggal kata dalam lirik nyanyi diatas ada untuk kita, "friends forever"