Minggu, 06 April 2014

Dia

Sudah lama saya tak menulis, entah mungkin memang terlalu sibuk atau sok sibuk, yang pasti blog ini mulai ada sarang laba-labanya.

Kali ini saya kembali, untuk sebuah hati yang lebih plong, dia..., tentang dia yang telah ada dihati sejak empat tahun silam.

Bukan salahnya jika memiliki yang lain saat ini. Bukan salahnya jika ada seseorang yang menjadi prioritas utama dan itu bukan saya. 

Ini sakit, ya sangat sakit jika hati mulai mengingatkan kenangan yang bisa dikatakan cukup banyak itu. Yang menjadi masalah, kenapa sebegitu cepat, ya mungkin itu adalah sebagian perbedaan antara wanita dan pria. Disaat wanita bisa mencintai seseorang dalam diam, bisa mencintai seseorang dalam keadaan tidak memiliki dia sekalipun, tapi berbeda dengan pria, menurut mereka yang pasti dicintai adalah yang mereka miliki. Jika itu bukan milik mereka, dengan sangat rasional mereka mungkin menyepelekan perasaan cinta itu.

Ah tidak begitu juga, anggap saja dia mulai menyembuhkan lukanya. 

Dan pada akhirnya, yang bisa saya lakukan adalah diam, dengan semua kehangatan chat mereka yang saya pantau tiap hari, ini luka...., namun tidak ada kekuatan untuk menyembuhkan atau disembuhkan.